cerrrroottttt

Bidadari Berburu Kenikmatan S-1

cewek amoy
NESA


cewek amoy TOBRUT
CINDY


Dari mobil itu, keluar seorang gadis cantik yang lagisg menatap Nesa dan pak Paijo.

"Nesa!? Itu elo?", kata gadis itu saat sudah di depan Nesa.

"Cindy?"

"Omg Nesaaa! Gw kangen sama eloo" kata Cindy yang kemudian memeluk Nesa.

"Ya ampun Cindy, kok bisa disini?"

"Ya elah, ya gw nyariin elu lah"

Pak Paijo jadi agak bingung dan takut kalau2 temannya ini tahu hubungannya dengan Nesa, atau bahkan soal kehamilan Nesa. Bagaimana lagi kalau Nesa malah diajak pulang oleh temannya ini. Cindy juga sepertinya bingung melihat keberadaan pak Paijo disamping temannya ini.

Merasa kurang nyaman ngobrol dijalan, Nesa berkata,"Eh gak enak nih dijalan, ke tempat gw dulu aja yuk".

"Oh... iya deh, yuk naik mobil gw aja"

Ketiganya menuju rumah pak Paijo tanpa terlalu banyak bicara.

Sesampainya di rumah, Nesa menjelaskan situasinya sekarang ini, termasuk fakta bahwa dia sekarang sudah menikah dan bahkan sedang hamil 3bulan.

Pak Paijo makin merasa takut apa reaksi teman istrinya itu setelah mendengar penjelasan ini.

"Hmmm gitu... tapi elu gak keliatan lagi bunting ah" kata Cindy tidak percaya.

"Yee, ya kan gw lagi pake baju daster. Lagian hamil 3 bulan juga blm keliatan banget lah".

"Ah masa? Coba deh berdiri", kata Cindy, yang kemudian Nesa berdiri di depannya.

Tanpa diduga-duga oleh pak Paijo, bukannya mengelus-elus perut Nesa, Cindy justru mengangkat daster Nesa sampai ke dada. Tidak hanya menampakkan perut Nesa yang mulai membesar, tapi juga payudaranya yang tertutupi bra baru yang lebih besar.

"Wih iya lho. Tetek lu juga tambah gedhe Nes"

"Iya lah, namanya lagi hamil Cin". Cindy mulai mengelus-elus perut Nesa, tapi kemudian mulai meremas-remas payudara Nesa juga sampai Nesa agak mendesah.

Pak Paijo melongo melihat kelakuan kedua gadis itu. Nesa menyadari keheranan suaminya itu,

"Hehe ak sama Cindy emg dah biasa gini pak. Siapa lagi coba yang ngajarin yang nakal-nakal ke Nesa kalau bukan Cindy"

Cindy hanya cengengesan, "Halah. Lu juga kan penasaran rasanya nge sex, ya gw ajarin lah"

"Oooh ternyata gara-gara neng Cindy ya, wah makasih ya neng"

"Lho kok malah makasih sih pak?" tanya Cindy heran.

"Yaaa kan kalau gak gara-gara eneng, saya gak ketemu sama neng Nesa, sekarang juga saya mgkn masih sendiri neng", kata pak Paijo sambil tersenyum lebar.

"Wah suami elo baik banget Nes, gak heran lu mau"

"Heh, gak cuma baik, dientot pak Paijo bikin nagih! Udah kuat, panjang gedhe lagi Cin!", balas Nesa.

Pak Paijo ampe kaget istrinya memberi gambaran semacam itu soak kontolnya, tapi dia ttapi merasa bangga bisa membuat Nesa yang masih muda itu ketagihan dientot kontolnya.

"Wih. Beneran?", kata Cindy yang mulai melirik-lirik celana pak Paijo. Tatapan Cindy mendadak berubah seperti tatapan lapar. Cindy jadi penasaran dengan kontol yang bisa menaklukkan temannya ini.

"Eh Cin, tapi lu gak bilang-bilang kan sama siapa-apa gw disini?"

"Ya gak lah, gw juga gak terlalu suka sama ortu elo tuh. Kalo elu bahagia disini ya gw ikutan seneng Nes", kata Cindy yang tidak bisa melepas tatapannya ke arah dimana kontol pak Paijo berada.

Pak Paijo jelas tahu lirikan-lirikan Cindy, tapi tak tahu harus gimana.

"oh ya bentar neng, saya bikinin minum dulu ya, silahkan ngobrol-ngobrol dl" kata pak Paijo yang kemudian ke dapur.

Di ruang depan Nesa dan Cindy lanjut ngobrol, tapi smbl bisik-bisik.

"Cin, drtd lu liatin celananya pak Paijo, penasaran ya?", tanya Nesa sambil tersenyum jahil.

"Iya lah, gw penasaran nih rasa kontol kakek-kakek desa juga"

"kakek-kakek apaan, biar gt masih 48 tahun kali"

"Buset. Eh boleh gak nih gw nyicipin suami elu, kan dulu juga elu dah pernah nyicipin pacar gw"

"Iya. Itu juga gara-gara gw pengen nyoba ngentot. Ya udah deh, coba aja lu godain suami gw. tapi pak Paijo tu org nya baik banget, gak gampang nyaplok cewek kayak cowok-cowok di kampus"

"Ah masa?"

"Iya lah. Gw telanjang aja dia gak lagisg ngentoti gw, musti gw dulu yang nge iyain baru dia mau juga"

"wih, alim juga ternyata. Kirain tua-tua keladi. Yah jadi gak seru donk kalau gt", Cindy memang lebih merasa tertantang kalau yang laki-laki yang agresif.

"Udah, kalau dah dientot ntar gw jamin elu yang minta-minta lagi"

Keduanya tertawa-tawa kecil dan berhenti saat pak Paijo kembali ke ruang depan.

"Pak. Ini Cindy mo nginep disini boleh? Dah sore juga nih, Cindy juga dah capek katanya", kata Nesa.

Pak Paijo smpt bingung. Soalnya cuma ada satu kamar disini.

"Oh boleh neng. Nanti bapak tidur didepan aja."

"Ih ya jangan donk pak, tidur bertiga aja deh, bisa kan Nes?", tanya Cindy ke Nesa.

"Iya, kasurnya cukup kok buat bertiga", kata Nesa. Pak Paijo jadi benar-benar kehabisan kata-kata dengan gadis-gadis ini.

==X=X==

Saat malam tiba, Nesa dan Pak Paijo sudah rebahan diranjang, siap untuk tidur, sedangkan Cindy masih di kamar mandi dulu sblm tidur.

"Anu neng, ini gak apa-apa neng Cindy tidurnya di samping bapak? Apa gak sama neng aja?", tanya pak Paijo canggung.

"Hihi gak apa-apa kali pak, gak usah grogi gt, kan dah sering tidur sama cewek, dulu juga kan bapak tidur sama Nesa"

"I... iya sih neng, tapi kan ada neng Nesa juga sekarang"

"Hhhmmm? jadi kalau Nesa gak disini bapak mau tidur sama Cindy?", goda Nesa smbl meremas-remas kontol pak Paijo.

"Nakal yaaa ternyata bapak".

"Haha ampun neng, geli"

Tak lama, pintu kamar terbuka. Pak Paijo yang lagisg melihat ke arah pintu terkaget-kaget, karena Cindy masuk ke kamar, tanpa sehelai pakaianpun di badannya.

"Hehe, jangan kaget pak, Cindy emg kalau tidur lebih suka telanjang, lebih segar ya Cin?"

"Iya donk, lebih fresh pas bangun"

Nesa bisa merasakan kalau kontol suaminya itu makin keras, pak Paijo jelas-jelas terangsang melihat body Cindy yang tak kalah indah dari body Nesa. Cindy memang terlihat menawan, dengan tinggi badan yang sama dengan model-model, tubuhnya ramping dan mulus dengan kulit putihnya. Payudaranya mungkin cup C, tapi putingnya yang agak coklat itu sudah keras dan menantang ingin di lumat. Bahkan jembutnya terlihat halus dan berwarna coklat seperti rambutnya yang pendek. Cindy seolah2 terlihat seperti artis-artis di tv2, meski penampilannya saat ini lebih mirip artis-artis film bokep.

"Kenapa pak? Bagus gak body Cindy?" tanya Cindy sambil melanggak lenggok menuju ranjang.

Pak Paijo hanya bisa melirik-lirik ke arah lain atau ke arah istrinya yang hanya tersenyum-senyum saja.

Cindy naik ke ranjang di sebelah kanan pak Paijo, dengan Nesa yang tidur di samping kirinya dan ketiganya memakai selimut bersama.

Pak Paijo tidak percaya pada nasibnya, bisa-bisanya ada cewek lain telanjang bulat tidur disampingnya, saat ada istrinya juga di sisi satunya, dan keduanya tidur menghadap pak Paijo yang hanya bisa tidur terlentang.

Setelah beberapa saat berusaha tidur, pak Paijo tetap gagal. Kontolnya sudah ngaceng karena melihat body teman istrinya yang dipajang tanpa malu-malu. Tiba-tiba, ada tangan yang mulai mengelus-elus tonjolan di celananya, dia pikir istrinya lah yang mengelus-elus batang perkasanya yang tertahan celana. tapi saat melirik ke arah istrinya, istrinya sedang tertidur pulas dan kedua tangannya terlihat di sampingnya.

Kalau bukan istrinya, berarti...

Pak Paijo melirik ke kanan. Dan benar saja, Cindy terbangun dan tersenyum sambil menjilat bibirnya.

"Eh neng, ngapain?" tanya pak Paijo sambil berbisik.

"Udah, gak apa-apa pak, Cindy lagi pengen", kata Cindy pelan-pelan yang kemudian masuk ke dalam selimut.

Pak Paijo meski agak takut juga merasa terangsang. Nafsu dan logikanya berperang, di satu sisi pak Paijo tetaplah laki-laki yang tak mungkin menolak keinginan perempuan cantik seperti Cindy. tapi disisi lain, pak Paijo merupakan seorang suami dengan istri yang tidur di sampingnya.

Pak Paijo memilih pura-pura tidur dan tak tahu apa yang Cindy lakukan, meski dia bisa merasakan tangan Cindy berusaha melepas celana kolor pak Paijo.

Di dlm selimut, Cindy akhirnya sukses melepaskan kontol suami temannya dari kurungan celananya. Matanya lagisg terbelalak, ternyata kata-kata Nesa benar. Meski sudah tua, kontol pak Paijo besar, panjang berurat, hitam dan terlihat kokoh berdiri dari pangkalnya.

Cindy makin kegirangan, kontol-kontol yang biasa dia nikmati tak ada yang se gagah ini, kalau dengan kontol macam ini pasti Cindy bakal puas.

Cindy memulai permainan dengan membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Secara perlahan lidahnya berjalan-jalan keatas dan kebawah menelusuri kontol pak Paijo. Sesekali dia menggelitik buah pelir pak Paijo yang membuat pak Paijo sedikit bergidik.

Setelah puas bermain-main dengan "makanannya" Cindy berusaha memasukkan kontol raksasa itu kedalam mulutnya.

Ngghhh... mmhh.. Sllrrpp...

Suara mulut Cindy saat dia menaik turunkan kepalanya perlahan-lahan dan menikmati rasa baru, kontol pria desa.

Pak Paijo benar-benar berusaha untuk diam supaya istrinya tidak terbangun dan melihat suaminya sedang di oral oleh temannya.

Mmmhh.. Ssllrrpp... nngghhh...

Cindy mempercepat oralnya, sudah tidak sabar ingin isi mulutnya di semprot peju pria tua ini.

Pak Paijo sudah tak tahan lagi, tangannya dia masukkan ke dlm selimut hingga mencapai kepala Cindy, dan kemudian memaksa kepala Cindy turun hingga seluruh kontolnya masuk sampai ke tenggorokan Cindy. Cindy smpt kewalahan karena ukuran dan panjang kontol pak Paijo di dalam mulutnya.

Mmhh...

Pak Paijo yang sudah mencapai kenikmatan melepaskan pertahanannya dan ejakulasi di dlm tenggorokan Cindy.

Crrroott..

"Hhkk... Uhhuk uhhuk!", Cindy terbatuk-batuk setelah kontol pak Paijo keluar dari mulutnya.

Peju pak Paijo sampai berceceran di sekitar mulut Cindy saking banyaknya.

Pak Paijo panik, karena suara batuk Cindy yang cukup keras, sampai Nesa terbangun.

"Hmm?" kata Nesa sambil mengucek matanya.

"Maaf neng maaf, bapak khilaf neng", kata pak Paijo saat melihat pemandangan di selangkangan pak Paijo.

tapi Nesa hanya tersenyum, "Kenapa Cin? Keselek?".

"Haha iya, buset, peju suami elo banyak banget! gak heran lu cepet bunting", balas Cindy sambil menjilat-jilat peju di sekitar mulutnya.

"Lho neng Nesa, gak marah?", tanya pak Paijo heran.

"Hihi gak lah pak, emg Cindy mah suka ngentot, kan td dah blg yang ngajarin Nesa tu Cindy"

"Hihi, hbisa penasaran pak, katanya bikin nagih kalau dientot bapak", kata Cindy sambil tersenyum.

Bibirnya yang pink dan penuh peju itu terlihat seksi dimata pak Paijo, kontol pak Paijo ereksi kembali, siap untuk ronde 2.

"Gile, dah ngaceng lagi", kata Cindy terpukau.

"Gimana pak, Cindy mau sama bapak tuh"

"Eh, neng Nesa gak apa-apa kalau bapak ngetot temen eneng?"

"Gk cuma boleh pak, malah...", tanpa melanjutkan omongannya, Nesa membuka daster tidurnya dan melepas pakaian dalamnya pula sampai akhirnya ada 2 gadis telanjang di dekat pak Paijo.

"Wih neng, mau main bertiga nih?", kata pak Paijo senang tidak percaya keberuntungannya sendiri.

"Ya kalo pak Paijo kuat sih lawan kita berdua", balas Nesa menantang.

"Woooh awas ya, bapak bikin kalian klepek-klepek ntar".

Pak Paijo lagisg menarik tubuh istrinya itu dan mulai menciumi istrinya itu, sambil meremas-remas kedua susunya. Nesa membalas ciuman suaminya itu dengan ganasnya. Keduanya saling berebut menyedot lidah dan liur di mulut mereka berdua.

Di selangkangan pak Paijo, Cindy kagum melihat passion kedua pasangan suami istri itu. Tangannya mulai mengocok kontol pak Paijo yang sudah basah itu dan kemudian Cindy perlahan-lahan menjilati tubuh pak Paijo. Tangan Nesa tak diam saja dan berusaha melepas kaos pak Paijo yang tipis hingga akhirnya pak Paijo telanjang bulat jg.

Pak Paijo merasa nikmat dan geli saat kedua gadis cantik ini mulai menjilati kedua puting susu pria tua itu, keduanya saling bergantian mengocok kontolnya yang sudah ereksi keras itu.

"Ooohhh neeenngg... Mmmhhh"

"Hehe, emg bapak aja yang bisa nyusu", kata Nesa jahil.

Setelah merasa puas bermain dengan tubuh suaminya, Nesa mulai mengangkang. Cindy yang melihat itu lagisg dengan sigap mengarahkan mulutnya di memek Nesa yang merekah.

"Ooohh Mmmhh.." Desah Nesa menikmati lidah temannya itu.

Melihat adegan lesbian keduanya, pak Paijo ingin ikut main. Pak Paijo menuju bokong Cindy yang mulus dan mulai menjilati dan menggigit-gigitinya.

"hh..Mmmmhhh... Slllrrppp..." desah Cindy sambil menjilati memek Nesa.

Jilatan pak Paijo kini berpindah di memek Cindy. Memek Cindy memang mungkin tak seindah Nesa, karena sudah agak longgar dan bibir vaginanya berwarna gelap. tapi rasa memek gadis muda tetaplah sedap dan menaikkan libido sex pak Paijo.

Srrlllppp... Srrllpp.. Cppphhh...

Pak Paijo sibuk menjilat-jilat dah menyedot-nyedot isi memek Cindy dengan gasanya sampai-sampai Cindy mendesah-desah dan berhenti menjilat-jilat memek Nesa.

Aaahhh... nngghh...

Nesa memainkan memeknya sendiri hingga akhirnya muncrat.

"Aaahhh... aaaahh"

Muncratan cairan memek Nesa mendarat sempurna di mulut Cindy yang menganga. Menyadari Nesa sudah orgasme, Cindy melumat lagi memeknya Nesa dan menelan semua cairan cinta Nesa.

Pak Paijo sekarang memakai tangannya untuk memainkan memek Cindy, jari-jari pak Paijo sampe bisa masuk banyak di memek longgar Cindy.

Tak lama giliran Cindy yang orgasme.

"Aaahh.. Mmmmhh..."

Cindy terjatuh lemas di kasur. Pak Paijo yang sudah pengen ngentot Membalikkan tubuh Cindy, kemudian naik ke atasnya.

Pak Paijo lalu mulai menjilat-jilat payudara Cindy yang kencang ini. Nesa tak kalah, meski sudah mengeluarkan susu sendiri, Nesa ikut menjilati susu Cindy. Cindy terus-terusan mendesah karena kedua susunya di jilati bersamaan, dan memeknya juga di mainkan lagi oleh pak Paijo.

"Mmhh... Ooohh... Teruuussshh... Mmmhh...", desah Cindy.

Kontol pak Paijo yang sudah gatal lagisg diarahkan ke memek Cindy yang sudah siap dientot.

Blessshh

"aahh!!"

Pak Paijo tidak main-main, kontolnya lagisg dihentakkan sampai hampir semuanya masuk.

Meski tidak se sempit memek istrinya, tapi rasanya nikmat yang didapat tidak main-main saat ujung kontolnya mentok di dalam. Hampir saja pal Paijo malu karena nge crot hanya karena skali hentakan kontol.

Pak Paijo mempercepat genjotannya, hingga tubuh Cindy bergoyang hebat. Wajahnta terlihat teler menerima gelombang kenikmatan yang datang berkali-kali dengan mantab.

Nesa naik diatas Cindy, dan mulai menggesek-gesekkan memeknya di kepala Cindy yang bergoyang-goyang seirama dengan hentakan kontol pak Paijo.

"Paaakkhhh..." desah Nesa yang kemudian berciuman mesra dengan suaminya.

Mmmhhh... Ccpphhh...

Ketiganya kini seakan berada disurga kenikmatan.

Hoohhh... Hoohhh... Ngghhh...

Pak Paijo makin mendekati batasnya, dan mempercepat lagi genjotannya.

Jlebbbbhh..

Crooott...

Pak Paijo orgasme lagi, kali ini di dlm rahim gadis lain. Cindy lagisg mendapat orgasme yang tak kalah hebatnya sampai badannya kaku dan agak naik seperti hendak khayang.

Nesa skali lagi orgasme di wajah temannya.

Butuh waktu beberapa menit sampai semua isi pelir pak Paijo masuk di rahim Cindy. Cindy benar-benar teler dengan genjotan pak Paijo, dan hampir pingsan oleh kenikmatan saat pak Paijo menyembur rahimnya dengan benih-benihan.

Pak Paijo dengan cepat melepas kontolnya dari memek Cindy, yang kemudian Nesa lagisg mengemut-emut kontolnya yang masih berkedut-kedut itu dan menelan sisa sperma suaminya.

"Ooohhh bersihin kontol bapak nooonn"

Setelah kontol suaminya bersih, Nesa lanjut menjilati memek temannya yang menumpahkan sperma suaminya yang tak muat di rahim Cindy.

Setelah memek Cindy bersih, Nesa ikut berbarinh di samping temannya. Ketiganya kini mengumpulkan nafas.

"Terimakasih pak... Cindy puasss...", kata Cindy sambil terengah-engah.

"Hehe sama-sama neng, bapak juga puas dah main sama eneng"

"Nes, lu bener, gw bakal ketagihan sama suami lu deh"

"Hihi tuh kan, siapa dulu suami Nesa"

===X=X==

Pak Paijo jadi senang, apa lagi karena ada satu lagi gadis yang sepertinya bisa dia entot.

"Eh beneran neng Nesa? Bapak boleh ngentotin neng Cindy?"

"Hihi iya pak, lagian, nanti kan kalau kandungan Nesa tambah gedhe susah kalau bapak pengen ngetot. Nesa tahu kok bapak bakal ttapi sayang sama Nesa walau ada Cindy jg"

"Wih pastinya donk neng, bapak kan sayang sama istri"

"Makasih suami ku sayaaang", kata Nesa sambil mencium suami tuanya itu.

Setelah istirahat, Cindy kaget saat pak Paijo minta lagi. Tapi Cindy senang bisa merasakan kontol gagah itu dalam memeknya. tapi kali ini Nesa tidak ikut karena sudah ingin tidur. Akhirnya pak Paijo dan Cindy bercinta di ruang depan, dengan Cindy dientot dari belakang oleh pak Paijo dengan gaya doggy style.

lagi-lagi pak Paijo menumpahkan lahar putihnya di dlm rahim Cindy. Aaah, sungguh luar biasa. Memang keluar di dlm memek gadis-gadis cantik jauh lebih memuaskan drpd keluar diluar. Mubazir, hehe.

Cindy lagi-lagi hampir saja pingsan saat menikmati orgasme dari ejakulasi pak Paijo di dlm rahimnya. Cindy tidak pernah berpikir soal kehamilan, tapi saat dientot oleh pak Paijo, entah kenapa ada rasa-rasa ingin terus dibuahi oleh pria tua jelek satu ini. benar-benar lelaki sejati, tidak heran Nesa sampai rela hamil oleh pak Paijo, kalau terus-terusan di entot oleh pak Paijo gini, lama-lama juga Cindy yang minta-minta dibuntingin oleh pak Paijo.

Pak Paijo mau poligami atau gak ya? Pikir Cindy setelah pak Paijo lagi-lagi mengisi rahimnya dengan lahar panasnya.

Pak Paijo menggendong Cindy yang sudah benar-benar lemas setelah berkali-kali menerima peju pak Paijo di memeknya. Sebelum tidur pak Paijo juga tak lupa mencium gadis yang sudah dipuaskannya itu.

Ketiganya kini tertidur lelap menjelang hari-hari baru.

Pagi harinya Cindy pulang ke rumahnya, tapi berjanji pas weekend akan kembali ke rumah pak Paijo, untuk menemani Nesa dan juga menikmati kontol pak Paijo yang gagah.

"Cieee... Kyknya bakal nambah istri nih pak"

"Ah neng Nesa bisa aja, neng Cindy mana mau kawin sama bapak, paling cuma suka ngentot aja neng. Ya bapak sih gak keberatan sih, hehe"

"Ya siapa tahu pak, hbisa dientotin sama bapak malah jadi gak mw sama kontol yang lain"

"Haha ah neng Nesa bisa aja neng"

"Eh pak, tapi nanti jangan kaget yah, soalnya si Cindy itu emg suka banget nge sex, trus lebih suka lagi kalau telanjang"

Pak Paijo merasa gak percaya ada org yang sukanya telanjang, "Ah masa neng?"

"Iya pak, ya jangan kaget aja ntar kalau di rumah lebih sering telanjang drpd pake baju"

Wah, kyknya bakal seru nih, pikir pak paijo. "Eh, tapi neng, emg neng Nesa serius gak keberatan kalau bapak kawin lagi?"

Nesa benar-benar yakin dengan keputusannya, kebaikan hati pak Paijo pasti tak akan hilang karena punya banyak istri. "Iya lah pak, ya asal Nesa atau malah istri2 lain akur aja pak dan mau di poligami jg"

Pak Paijo lagisg memeluk istri terbaiknya ini, baru aja nikah beberapa bulan, istrinya sudah mau aja kalau suaminya kawin lagi. Pak Paijo bersumpah, tak akan pilih kasih kalau nantinya kawin lagi.

"Makasih neeengg! Neng Nesa emang istri terbaik!! Tenang aja neng, bapak tapi pengen punya banyak anak sama eneng Kok"

"Hihi, emg bapak pengen punya berapa sih?"

"Klo sama eneng mah, sebanyak-banyaknya neng"

"Yeee pasti biar bisa nyusu terus kan?", goda Nesa sambil meremas-remas kedua payudaranya.

"Wah neng Nesa nih, bikin bapak pengen nyusu aja sekarang".

"Ya udah nyusu aja, kan td belum", kata Nesa sambil lagi-lagi membuka baju dan bra nya.

"Siap neng", kata pak Paijo yang lagisg melahap susu istrinya itu.

"Aaahh mmmhh...", lagi-lagi Nesa mendesah menikmati suaminya yang menyusu padanya.

===

Beberapa minggu kemudian, Cindy datang tiap weekend ke rumah pak Paijo dan Nesa. Dan seperti kata Nesa, Cindy lebih sering telanjang bulat daripada berpakaian di dalam rumah pak Paijo. Tentunya itu membuat Cindy menjadi lahan garapan baru untuk pak Paijo yang terus-terus menggenjotkan kontolnya kedalam memek Cindy.

"Ooohhh... aaahh... Teruuusss paaakk", desah Cindy yang sedang di entot pak Paijo di ruang tamu.

"Hhhnnhhh... Bapak dah mo keluar neeenngg"

Crooott...

Pak Paijo orgasme di dalam rahim Cindy. Disaat yang bersamaan, gelombang cairan panas di dalam rahimnya membuat Cindy juga mencapai puncak kenikmatan dan orgasme juga.

"aahh paaakk!!"

Cairan panas muncrat keluar dari memek Cindy.

Setelah puas orgasme, pak Paijo mencabut kontolnya sehingga cairan putih mengalir keluar dari memek Cindy.

Cindy masih terengah-engah setelah di setubuhi oleh pak Paijo, tapi puas sudah bisa merasakan kontol pak Paijo lagi yang benar-benar terasa nikmat di dalam tubuhnya.

Pak Paijo lagisg memakai baju lagi setelah tenaganya pulih, sedangkan Cindy bahkan tak terlihat risih telanjang bulat di ruang tamu, seolah Cindy tak peduli kalau ada orang yang melihatnya dari luar rumah.

"Eh neng Cindy gak mau pakai baju dulu?"

"Hmm? Kenapa pak? Kan pak Paijo sama Nesa dah biasa liat badan Cindy", tanya Cindy seolah pertanyaan pak Paijo bukan pertanyaan normal.

"Ya siapa tahu ada tamu dateng lah neng", kata pak Paijo sambil senyum-senyum.

"Hihi, ya kalau gitu ntar tamunya bisa liat pemandangan indah donk pak", jawab Cindy percaya diri.

Memang Cindy memiliki body yang sexy, meski dadanya tidaklah sebesar milik Nesa tapi pria manapun yang melihat Cindy telanjang bulat sudah pasti jadi bernafsu ingin menyetubuhi Cindy dan mengeluarkan benih-benihnya di bagian manapun tubuh indah Cindy. Cindy sendiri merasa bernafsu moleh karena itu, libidonya selalu naik saat melihat tatapan nafsu pria manapun yang melihat tubuh sexy nya.

"Hehe, ntar malah jadi di entot tamunya donk neng kalau gt"

"Emang pak Paijo bolehin kalau Cindy di entot orang?", tanya Cindy dengan wajah menggoda pak Paijo.

Pak Paijo sendiri sebelumnya sudah diperingatkan oleh istrinya bahwa temannya itu terkenal sudah tidur dengan banyak pria. Karena tahu soal itu, pak Paijo jadi tak terlalu merasa Cindy adalah milik pak Paijo sendiri seperti Nesa yang merupakan istri dan ibu dari jabang bayinya. Toh, pak Paijo merasa selama ia sendiri masih bisa menyetubuhi Cindy, pak Paijo tak keberatan kalau Cindy di setubuhi pria lain.

"Haha, ya selama bapak masih bisa entotin neng aja bapak gak masalah neng"

Cindy tersenyum karena pak Paijo menjawab sesuai dengan keinginan Cindy. Cindy memang merasa puas dengan kontol pak Paijo, tapi gairah nafsunya masih muncul dan membuatnya ingin merasakan sensasi-sensasi sex lain selain dengan pak Paijo saja.

Nesa pulang dari belanja di pasar, "Wah bapak habis kerja di rumah ya, hihi"

"Hehe iya neng, enak banget ngerjain neng Cindy"

"Wah, lu bener-bener dah jadi ibu rumah tangga banget ya, masakan lu juga enak-enak ternyata", kata Cindy santai.

"Ah bisa aja lo Cin. Oh ya pak, tadi Nesa ketemu sama bapak-bapak di sawah, katanya pak Paijo diminta bantuin disana"

Pak Paijo memang sudah biasa dipanggil oleh orang untuk membantu di sawah atau lahan mereka, toh lumayan dapat uang makan.

"Oh ya sudah, bapak langsung ke sawah deh neng", kata pak Paijo sigap.

Tak perlu waktu lama sebelum pak Paijo berjalan menuju sawah dan sudah ada 3 orang pria yang sibuk memanen padi yang sudah siap panen.

"Wah pak Paijo datang juga pak", kata pak Sukro.

"Haha iya pak, tadi istri saya lewat sini ya pak?", kata pak Paijo.

"Iya pak, wah beruntung banget pak Paijo bisa punya istri muda cantik", kata pak Juadi yang sedang membabat padi.

"Pak, pake pelet apaan nih pak?", kata pak Juki sambil tertawa.

Ketiga pria itu bercanda-canda soal keberuntungan pak Paijo yang dapat istri muda sambil sibuk bekerja memanen padi di lahan itu.

Saat hari menjelang siang, keempat pria itu beristirahat di gubuk di sawah.

Ketiga pria buruh tani itu kemudian mulai makan bekal mereka dan minum teh dari termos yang dibawa oleh pak Juadi.

Sayangnya pak Paijo lupa membawa bekal, sehingga ia hanya bisa minum saja dan berpikir untuk pergi ke warteg untuk beli makan siang.

tapi baru saja pak Paijo hendak pergi, ia melihat ada perempuan yang berjalan menuju gubuk sawah.

Rupanya Cindy menyusul pak Paijo dengan rantang di tangannya.

Pak Paijo tak hanya kaget melihat Cindy yang berjalan ke arah gubuk sawah, tapi juga melihat pakaian Cindy yang hanya terdiri dari tank top yang memperlihatkan perutnya yang langsing dan dengan rok mini yang mempertontonkan pahanya yang mulus. Penampilan Cindy yang begitu sexy benar-benar membuat nafsu pak Paijo yang melihatnya, apa lagi rok mini Cindy terlihat longgar sehingga kalau di hembus angin sudah pasti isi rok akan terlihat jelas.

"Wah neng Cindy, kok kesini?", tanya pak Paijo. Ketiga pria yang tadinya sedang makan kini melongo melihat gadis cantik yang begitu mengekspose tubuhnya itu.

"Ini pak, tadi bapak lupa bawa makan siang", kata Cindy menunjukkan rantang ditangannya.

"Duh, jadi ngerepotin neng Cindy nih. Makasih neng", kata pak Paijo menerima rantang makan siangnya.

Pak Paijo dan Cindy berjalan menuju gubuk di tengah sawah. Ketiga pria tadi benar-benar terpukau dengan penampilan Cindy yang 'menantang' nafsu mereka.

"Selamat siang bapak-bapak, saya ikut nimbrung ya", kata Cindy yang kemudian naik ke gubuk dan duduk di samping pak Paijo yang mulai makan.

"Bo.. Boleh neng", kata pak Juki terbata-bata.

Cindy memperkenalkan diri pada para pria di gubuk itu.

Cindy tersenyum, dan didalam hati ia sudah gatal ingin menggoda ketiga buruh tani di gubuk ini. Ia bisa merasakan lirikan-lirikan mata ketiganya yang seolah menjamah setiap detil tubuhnya yang ia pamerkan. Tubuh Cindy makin gatal untuk segera melepas bajunya dan merasakan kebebasan sensual di sawah yang indah dan merasakan hembusan angin yang sejuk di seluruh tubuhnya. Terlebih, tatapan2 lapar para pejantan di gubuk ini seolah sudah menggerayangi tubuh indah Cindy, ia bisa merasakan selangkangannya panas dan basah oleh nafsu binalnya sendiri. Apa lagi, Cindy yakin ketiga pria itu bisa melihat 2 tonjolan di kaosnya meski ketiganya tak mengatakan apapun.

Cindy memulai aksinya,"Hmm? kenapa pak? Kok lirik-lirik aja?"

Pak Juki lagisg panik saat ia ketahuan melirik rok mini Cindy, seolah berusaha melihat apa yang ada dibalik rok mini itu,"Oh! Ah gak neng, hehe. Hbisa neng Cindy cantik banget"

Pak Juadi menimpali,"Wah, pak Juki ini, anaknya 6 trus dah punya cucu juga masih aja lirik-lirik cewek"

"Haha, wah masih nafsu aja pak", kata pak Sukro sambil tertawa.

Pak Juki yang merasa malu berusaha mengalihkan pembicaraan, "Eh... Neng, kok kenal sama pak Paijo?"

"Oh, saya temennya Nesa pak, temen istrinya pak Paijo", jawab Cindy.

"O.. oohh pantes, hehe, cantik-cantik ya temennya neng Nesa", kata pak Sukro yang baru saja melirik tonjolan kaos Cindy.

"Hihi, makasih pak. Eh tapi pak Juki hebat ya, punya banyak anak", kata Cindy mendekati pak Juki.

Pak Juki jadi malu-malu karena di dekati oleh Cindy, "Wah, bi.. bisa aja neng"

"Iya lah pak, kan berarti pak Juki mainnya hebat banget ampe istrinya hamil 6 kali, hihi", kata Cindy yang kemudian menaruh telapak tangannya di paha pak Juki.

Pak Juki kaget dengan apa yang Cindy lakukan, pak Juadi dan pak Sukro ikut terbelalak.

Pak Paijo sudah sadar apa yang Cindy lakukan dan apa yang sepertinya Cindy mau. Ia tersenyum dan berkata,

"Wah neng Cindy ini, pengen di isi nih kyknya, haha"

"Hihi, bisa aja nih pak Paijo, tadi aja dah ngisi Cindy lho", kata Cindy santai.

Ketiga buruh tani itu kaget dengan kata-kata jawaban Cindy itu.

Pak Juki yang ada di samping Cindy bertanya,"Di isi apa neng?".

Cindy yang sebelumnya duduk bersila langsung duduk bersila sebelum kemudian membuka kedua kakinya. Di depan tiga pria yang baru saja Cindy kenal, ia memperlihatkan selangkangannya yang tidak tertutupi oleh selembar kain, menampilkan vaginanya yang dihiasi oleh bercak-bercak putih kering.

Pak Paijo sudah tak kaget lagi, sepertinya Cindy memang sengaja tidak membersihkan peju hasil entotannya.

Cindy dengan santainya menjawab pertanyaan pak Juki, "Ya di isi peju lah pak, nih masih ada bekas pejunya pak Paijo"

Ketiga pria itu melongo melihat pemandangan di depan mereka, memek gadis muda yang terlihat menggairahkan meski terdapat bercak-bercak peju kering.

"Wah neng Cindy ini, bikin temen bapak pada melongo", kata pak Paijo tersenyum.

Ketiga pria itu kini benar-benar bernafsu, gadis cantik di depan mereka memang gadis yang bisa "dipake" seperti dugaan mereka. Tapi mereka masih ragu-ragu apa yang bisa mereka lakukan sekarang.

Cindy merasa ketiga pria ini harus diberi aba-aba dulu, yah tidak heran kalau ketiganya tidak lagisg mengganyang tubuh Cindy, tidak tiap hari ada gadis cantik yang mempertontonkan tubuhnya pada orang-orang desa.

"Gimana pak? Mau coba ngisi Cindy gk?", kata Cindy sambil memakai kedua jarinya untuk membuka bibir vaginanya yang terlihat sudah basah.

Pak Juki langsung beraksi, mendorong Cindy sampai ia rebahan dan mulai membuka celananya,"Mau neng, biar bapak isi neng Cindy, hehe"

Pak Sukri juga langsung ikut beraksi, kalau memek Cindy sudah menjadi jatah pak Juki, maka payudara Cindy lah yang akan ia ganyang. Ia langsung membuka kaos Cindy dan sempat takjub melihat payudaranya yang terlihat kencang itu.

"Wih, kyknya susunya enak nih", gumam Sukro sebelum kemudian mulai meremas-remas kedua payudara Cindy dan memainkan putingnya.

"aaahh.. Mmmhh... Enak paakk...", desah Cindy menikmati payudaranya dimainkan oleh pak Sukri dengan tangannya yang kasar. Cindy juga bisa merasakan ada sesuatu yang mencoba masuk di vaginanya.

Pak Juki rupanya sudah melepaskan celananya dan mulai mendorong pinggulnya, berusaha memasukkan kontol hitamnya kedalam memek Cindy.

Blessshh...

"aaaahh... Yaaahh..", desah Cindy menikmati kontol pak Juki.

"Pak, beneran neng Cindy boleh kita pake pak?", tanya pak Juadi yang masih belum percaya dengan apa yang ia lihat.

Pak Paijo hanya tersenyum, ia tahu Cindy sendiri ingin di entot oleh teman-temannya sehingga ia sendiri tidak keberatan,

"Ya boleh lah pak, pak Juadi juga jangan kalah sama pak Juki. Dah umur segitu juga ternyata masih bisa nyogokin memeknya neng Cindy tuh"

Pak Juadi lagisg ikut nimbrung dan mendekatkan wajahnya pada wajah cantik Cindy yang sedang merem melek menikmati genjotan pak Juki dan jilatan-jilatan pak Sukro di payudaranya.

"Ayo Ju, ganyang aja ni cewek!", kata pak Sukro sambil menjilati payudara Cindy sampai basah kuyup oleh ludahnya.

Pak Juadi memegang wajah cantik Cindy, hingga Cindy menatap wajah pak Juadi yang jelek itu, "Neng, cantik banget, saya cium ya neng"

"Mmmmhhh... Iyaaahhh... Cium Cindy donk paakkhhh... Ooohhh..."

Pak Juadi mulai melumat bibir Cindy yang indah itu. Cindy tak mau kalah dan lagisg mendorong lidahnya masuk kedalam mulut pak Juadi hingga akhirnya pak Juadi membalas dengan menyedot-nyedot lidah gadis cantik yang sedang dinikmati oleh tiga orang pria ini.

Pak Paijo sendiri hanya tersenyum dan geleng2, gadis secantik Cindy benar-benar diluar nalarnya. Cindy yang begitu cantik, dan hidup di keluarga berada bisa-bisanya sekrang sedang digarap oleh pria-pria tua yang kerjanya tak lain hanya seorang buruh tani saja.

Tak hanya itu, bahkan pria-pria yang sedang menikmati tubuh gadis itu cukup tua untuk dipanggil ayah atau malah kakek untuk kasus pak Juki.

Tapi pak Paijo hanya melanjutkan makan siangnya yang cukup banyak oleh istri tercinta, dan membiarkan teman-temannya menikmati tubuh Cindy dan Cindy yang juga menikmati kenikmatan dari ketiga pria itu.

suara-suara desahan saling berkesinambungan di gubuk ditengah sawah itu. Ketiga pria itu saling memuaskan nafsu mereka pada gadis cantik nan sexy yang memasrahkan tubuhnya untuk menampung nafsu ketiga pria tua itu.

"Ooohh neng, bapak keluar di dalam neeengg... Bapak mau isi neng Cindyy!!", seru pak Juki mulai mempercepat genjotannya.

Crooott..

Pak Juki mengeluarkan seluruh pejunya di dalam rahim Cindy, rasa nikmat yang ia rasakan benar-benar tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Ia benar-benar tak menyangka di umurnya yang sudah tak muda itu, ia bisa melakukan hubungan intim dengan seorang gadis cantik, dan lagi, ia bisa menebar benih lagi setelah sekian lama tak pernah ia lakukan.

Setelah puas mengisi rahim gadis cantik ini dengan pejunya, ia segera mengeluarkan kontolnya yang sudah melaksanakan tugasnya.

"Enak banget memekmu neng, bapak dah lama banget gak keluar banyak", kata pak Juki.

Pak Sukro lagisg menghentikan lumatannya pada payudara Cindy, "Gantian pak, dah gak sabar pengen nyobain memek cewek kota! Haha"

Pak Juadi menyudahi ciumannya saat menyadari pak Juki dan Sukro bertukar posisi.

"Pak, Cindy kocokin kontolnya ya pak. mmhhh...", kata Cindy menwarkan layanan sex pada pak Juadi.

Pak Juadi tersenyum dan melepaskan celananya, menunjukkan kontol yang juga sudah ereksi.

Cindy lagisg meraih kontol pak Juadi dan mulai mengelus-elus batang kejantanan itu dengan lembut.

"Pak Juki, Cindy bersihin kontolnya ya"

Pak Juki tak paham dengan apa maksud Cindy, tapi pak Paijo menyuruh pak Juki untuk mendekati kepala Cindy.

Cindy membuka mulutnya, dan pak Juki paham dan mulai mengarahkan kontolnya yang sudah mulai lemas ke mulut Cindy.

"Wooohh mmmhhh enak neeengg!!". Pak Juki baru sekali ini merasakan blowjob, tidak pernah menyangka kontolnya yang ia rasa kotor bisa masuk dan di servis oleh mulut gadis cantik.

"Bapak masukin ya neng", kata pak Sukro yang menggosok-gosokan kepala kontolnya di belahan memek Cindy yang basah dan meneteskan peju pak Juki. Meski agak kurang nyaman melihat peju orang lain, tapi pak Sukro tetap ingin juga merasakan memek gadis muda.

Blessshh...

Kontol pak Sukro lagisg menusuk memek Cindy yang terasa sempit dan panas itu.

cerita sex yes.. ahhh.. fuck my pussy... oh.. good dick.. Big cock... Yes cum inside my pussy.. lick my nipples... my tits are tingling.. drink milk in my breast.. enjoying my milk nipples... play with my big tits.. fuck my vagina until I get pregnant.. play "Adult sex games" with me.. satisfy your cock in my wet vagina..
Klik Nomor untuk lanjutannya

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form